Wednesday 10 August 2011

“BINAR”


Kuterpesona dengan wajahmu
Kuterperdaya dengan ucapanmu
Kau begitu indah bagiku
Begitu menyenangkan hatiku

Hatiku ini sangat berbunga
Fikiranku ini penuh denganmu
Aku tak ingin kehilanganmu
Tak ingin jauh darimu

Hatiku terpesona
Hatiku terperdaya
Hatiku berbunga
Saat kudengar namamu

Senyumku melebar
Mataku berbinar
Pipiku memerah
                        Tapi tak bisa berkata

AMARAH

Hati keras beku dingin
Darah berhenti berlari
Otak kejang lemah kuat
Mata tegang tetes merah

Langkah berhenti sejenak
Aku tak tahu
Ini jurang titik berhenti
Apa aku bawah

Suara ini ingin berteriak
Daya ku apa
Salah hina buruk
Apa itu aku

Amarah pesimis tangis
Satu peluang adalah
Apa? Tidak, kenapa? Jangan
                                            Hentilah aku di titik ini

“AKU”


Aku memang tak sempurna
Dibanding yang lain Aku tak berguna

Aku memang kecil
Sehingga tak terlihat sedikitpun kebaikan

Aku memang salah
Tak kan ada yang benar ku lakukan

Aku memang tak mutiara
Dibanding yang lain Akulah hitam

Aku yakin, Tuhan Maha Adil
Aku percaya, Senyuman abadi ada

AIR MATA


Air  ini terus menetes
Kadang terhenti
Kenapa tidak habis sekalian
Kan kering puas

Titik kesadaran ini
Tak ada jawabnya
Cukup sungguh tak tahan lagi
Air sudah henti

Senyuman ,sedih ,merah
Jadi satu hati
Dan berhenti disini
Ini yang terakhir

“HAI I B U”


Hai I,
Kau sangat berjasa dalam hidupku
Kau begitu berarti bagiku
Kau sungguh terdalam dihatiku

Hai B,
Doamu selalu menyertai langkahku
Kasih sayangmu membelai jiwaku
Senyummu sangat berarti untukku

Hai U,
Jangan marah walau aku salah
Nasehatmu teduhkan hatiku
Walau aku selalu menyakitimu

Ibu, aku selalu mengenangmu
Ibu, meski dalam keadaan berbeda
Ibu, harus kau tahu dihatiku ada
Ibu, ku ingin senyum tutur ramahmu